Infonusa.co, Samarinda – Anggota DPRD Kota Samarinda, Nursobah kembali menyoroti terkait kelangkaan gas melon dan tingginya harga dari Pertamina sebesar Rp18 ribu, namun dijual eceran sekitar Rp25 ribu.
Menurutnya, pemerintah harus bisa mengetahui bahwa ada perbedaan harga antara Pertamina dan pengecer. Kelangkaan ini menjadi masalah serius karena pemerintah kurang antisipasi kelangkaan.
“Padahal terkait dengan UMKM di kota dan kebupaten seluruh Indonesia,” katanya.
“Saya berharap pemerintah segera melakukan operasi pasar agar membackup kebutuhan warga sebagimana pemerintah menjaga stabilitas harga sembako dengan operasi pasar dan bazar,” sambungnya.
DPRD Samarinda secara langsung meminta pemerintah turun tangan dan jangan abai melihat keadaan tersebut.
“Pertamina sebagai produsen mesti segera menuntaskan distribusi dan ketersediaan di masyarakat dengan melipat gandakan produksi,” bebernya.
DPRD Samarinda sangat peduli dengan rakyat maka Disperindagkop, Perusda dan pihak terkait segera membantu seluruh kebutuhan gas warga agar roda perekonomian dapat berjalan lancar.
“Khususnya untuk gas melon sebagaimana program pemerintah sebelumnya, harus serius menjadikan ini sebagai solusi bahan pengganti minyak tanah dengan fokus produksi sesuai kebutuhan sekira 3 juta tabung melon agar tak terjadi kelangkaan yg meresahkan,” harapnya.
Terakhir, kata dia, pola kelangkaan dan hilangnya gas seolah-olah menjadi siklus rutin lima tahun jelang pemilu. Seperti sembako dan kenaikan lainnya yang mungkin segera diturunkan harganya agar dapat simpati warga pemilih sekitar 48 juta rakyat ketegori pra sejahtera.