Infonusa.co, Samarinda – Rumah Partisipasi Masyarakat (RPM) Kutai Kartanegara (Kukar) mendesak Dinas Pendidikan (Diskdik) dan Inspektorat untuk segera melakukan evaluasi lonjakan biaya masuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kukar.
Ketua RPM Kukar, Muhammad Kaisar mengaku bersama pihaknya telah menemukan beberapa sekolah daerah Kukar, tepatnya di Tenggarong. Di mana, biaya masuk sekolah tahun 2023/2024 melambung tinggi hingga mencapai lima kali lipat dari tahun sebelumnya.
“Seperti seragam dan atribut sekolah itu diperkirakan naik antara dua sampai lima kali lipat dibandingkan Pasar Tangga Arung dan pasar online. Kami yakin pihak sekolah membeli grosir dan tidak sewajarnya harga semahal itu,” papar Kaisar.
Ia menyampaikan, untuk harga dasi, topi, pendeng itu dipatok pihak sekolah kisaran harga sebesar Rp 50 ribu, sehingga berbanding terbalik dengan pasar-pasar yang ada di Kukar, yang hanya mematok harga sebesar 10 hingga 20 ribu.
Belum lagi dengan buku paket pelajaran, seragam olahraga, dan ongkos jahitan yang diperkirakan mencapai ratusan ribu rupiah.
“Sedangkan untuk SMP itu ditemukan biaya mencapai Rp 1 juta atau Rp 2 juta, buku paket kisaran Rp 1,5 juta padah sekolah dalam status Negeri, lantas bagaimana dengan sekolah swasta,” tegasnya.
Wajar bagi Kaisar, jika angka putus sekolah Kukar sangat tinggi karena memang minimnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap fasilitas pendidikan masyarakat kurang maksimal.
“Artinya pendidikan di Kukar sedang tidak baik-baik saja dan perlu dievaluasi agar lebih baik ke depannya,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, dirinya mendesak Bupati, Disidik dan Inspektorat agar secepatnya melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke beberapa sekolah sehingga menjadi evaluasi secara besar-besaran.
Bahkan, RPM mendorong DPRD Kabupaten Kukar membentuk Panitia Khusus (Pansus) yang fokus mengatasi persoalan fasilitas pendidikan daerah, agar memiliki standar harga seragam dan atribut sekolah.
“Dari sini nantinya, itu dapat dijadikan acuan tiap sekolah dalam menyusun pembiayaan seragam, atribut sekolah dan buku pelajaran,” pungkasnya.