Infonusa.co, Tenggarong – Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Kukar), Ahmad Yani, menegaskan bahwa kawasan kuliner yang dikembangkan di daerah harus dikelola secara profesional agar benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
Politikus PDIP ini menilai, meskipun banyak penjual menawarkan produk serupa, kreativitas tetap menjadi kunci utama dalam membedakan satu lapak dengan yang lain.
“Perbedaan-perbedaan antara penjual yang satu dengan yang lain itu dari kreasinya. Walaupun sama, tetapi bisa dibuat menarik,” katanya pada Sabtu (6/9).
Ia menyebut sektor kuliner layak dijadikan prioritas utama karena menyangkut banyak aspek, mulai dari mutu produk yang dijual, kehalalan, kebersihan, hingga penataan kawasan.
“Semua faktor ini, sangat menentukan kepuasan konsumen dan keberlanjutan usaha para pelaku UMKM,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata dia, kawasan kuliner juga bisa dipadukan dengan kegiatan pendukung seperti workshop atau event tematik yang dapat meningkatkan daya tarik sekaligus menambah nilai ekonomi.
“Adanya kegiatan pendukung dapat meningkatkan daya tarik kawasan kuliner dan menambah nilai tambah bagi pelaku usaha,” jelasnya.
Dari sisi pengelolaan, Yani mengingatkan agar tidak dilakukan secara asal-asalan. Jika Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak mampu menjalankan tugas tersebut, maka peran swasta atau lembaga layanan umum daerah bisa menjadi alternatif.
“Artinya harus dikelola profesional, sama seperti mal. Mulai dari parkir, arus keluar masuk pengunjung, hingga kenyamanan manusia yang ada di dalamnya,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya fasilitas pendukung seperti keamanan, pemadam kebakaran, hingga standar keselamatan. Menurutnya, semua hal itu harus dipikirkan matang agar kawasan kuliner benar-benar layak dan nyaman dikunjungi.
Selain itu, Yani menekankan bahwa pengelolaan kawasan kuliner sejatinya tidak jauh berbeda dengan manajemen sebuah pusat perbelanjaan modern. Karena itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan berpengalaman dalam mengelola area publik.
“Kalau ingin bertahan lama, kawasan kuliner ini harus dikelola dengan serius. Tidak cukup hanya menyediakan lapak, tetapi juga bagaimana mengatur keseluruhan ekosistemnya,” tandasnya. (Adv)









