Infonusa.co, SAMARINDA – Masalah kemiskinan dan pengagguran yang tinggi masih menjadi permasalahan serius di Kota Tepian. Situasi ekonomi yang sulit ini menimbulkan kebisingan di masyarakat. Di sisi lain, jumlah lulusan universitas yang keluar setiap tahun juga menambah tekanan pada pasar kerja.
Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, mengungkapkan pentingnya mencapai keseimbangan antara kebutuhan lapangan pekerjaan dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM).
“Kalau kita bicara kemiskinan di Samarinda, angkanya masih tinggi, sekitar 5,6 persen,” kata Puji pada Rabu (1/11/2023).
Menurutnya, salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan adalah kebutuhan SDM yang lebih tinggi dari lapangan pekerjaan yang tersedia, yang berarti terdapat persaingan yang ketat dalam mencari pekerjaan.
“Sebenarnya, antara kebutuhan dan lapangan pekerjaan harus seimbang. SDM kita memang harus memadai, tetapi kebutuhan SDM sangat tinggi sementara lapangan pekerjaan terbatas,” jelasnya.
Puji mengungkapkan bahwa job fair, yaitu pameran lowongan kerja, adalah langkah yang baik untuk mengurangi penurunan dengan menghubungkan pencari kerja dengan peluang kerja yang ada.
Namun, untuk solusi jangka panjangnya mungkin dapat melibatkan pengembangan ekonomi lokal, pelatihan keterampilan, dan penciptaan lapangan kerja baru guna mengatasi kemiskinan secara berkelanjutan.
“Tentu kita juga menerima tenaga kerja dari luar daerah. Ini menjadi tugas yang harus kita tangani. Menurut saya, job fair efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan,” tambahnya.
Meskipun demikian, Puji menekankan perlunya koordinasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan berbagai pihak terkait untuk merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan peluang kerja bagi warga Samarinda.
“Semoga upaya-upaya ini dapat membantu mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran yang masih menjadi tantangan di Samarinda,” tandasnya. (Mr/adv)