Infonusa.co, Samarinda – Pembangunan Terowongan lagi – lagi jadi persoalan oleh berbagai pihak, sebab di anggap belum kunjung terselesailan dan belum mampu di operasikan secara maksimal nantinya.
Salah satu sorotan berasal dari Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Samri Shaputra. Dirinya anggap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat di realisasikan untuk pembangunan drainase. Tetapi hanya akan digunakan untuk bayar lampu terowongan saja nantinya.
“Itu beban APBD yang seharusnya digunakan semenisasi bikin drainase hanya bayar lampu terus, coba ketika itu lampunya mati ada yang mau lewat situ, akhirnya macet panjang lagi karna terowongan ditutup gelap orang ngak ada yang berani,” tegas Samri.
Samri juga beberkan, bukan hanya kemacetan yang harus di Tanggulangin, tetapi juga persoalan keselamatan pengendara maupun masyarakat setempat daerah gunung mangga, yang memiliki tanjakan begitu curam.
“Macet lagi permasalahan gunung mangga nggak selesai masih berlanjut, Kalau walikota bilang terowongan sudah beroperasi maka disitu akan berkurang, iya tapi kecelakaan tidak berkurang kalau kendaraan besar masih di biarkan lewat,” bebernya.
Pasalnya, permasalahannya gunung tersebut tinggi jadi kendaraan yang tidak kuat menanjak akan mundur dan timbullah korban yang berada di belakang begitupun akan ada rumah masyarakat yang menjadi korban, itulah yang menjadi permasalahan selama ini
“Kan yang di goreng – goreng terowongan ini mengurai kemacetan, oke macet terurai tapi permasalahan kecelakaan itu nggak selesai karena akarnya yang nggak di selesaikan, lain halnya gunung sudah di potong tapi masih ada kecelakaan itu sudah takdir,” jelasnya.
Samri juga soroti masa kontraknya, Dinas PUPR juga sampaikan akan berakhir pada bulan september. Jika kontraknya sudah habis tetapi masih belum selesai maka nasibnya akan sama seperri teras samarinda, dan di perpanjang lagi.
“Kalau berakhir itukan opsinya dua berhenti atau di perpanjang kan itu aja nah apakah kemudian nanti opsinya itu di perpanjang atau cukup sampai disitu kemudian mencari kontraktor lain nah cuan lagi keluar
Ini uang rakyat yang penggunaanya dengan tidak perencenaan yang matang,” ucap Samri
Samri jelaskan, hal tersebut akan akhirnya akan merugikan masyarakat, yang seharusnya masyarakat menikmati uang pajak yang mereka bayarkan, bisa jadi sia sia dan melukai hati rakyat.
“Kan sebenernya lebih mengena itu pembangunan berbasis kelurahan misalnya perbaikan jalan kan masih banyak daerah daerah kita ini tersentuh proyek semenisasi jangan melihatnya di kota kota, kalau di kota setiap gang udah ngak ada yang becek yakan,” tutup Samri dengan berikan solusi. (Ikhsan/ADV/DPRD Samarinda)