Indonusa.co, Samarinda – Anggota DPRD Kota Samarinda, Nursobah menyampaikan hasil Focus Group Discussion tingkat literasi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMP) se-Samarinda.
Pertama, sinyal di Samarinda cukup baik sekitar 98 persen dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.
Kedua, sisi keterhubungan bagus namun dari sisi kesempurnaan dalam hal pemerataan sangat buruk, karena masih ada dua persen wilayah Samarinda dianggap tak memiliki sinyal.
“Tentu sangat parah bagi ibukota di Kaltim dengan APBD tinggi dan pusat Provinsi di Samarinda,” katanya.
Tingkat keseringan akses pelajar dan guru di Samarinda untuk internet juga terbilang sangat tinggi bisa mencapai 96 persen, dan media yang diakses adalah sosial media Facebook, WhatsApp, YouTube serta Instagram.
“Akses internet masyarakat rata-rata mengeluarkan biaya sekitar 100 hingga 500 ribu per bulan. Ini sangat menggembirakan dari sisi kuota yang digunakan warga,” ucapnya.
Ketiga, mayoritas akses siswa dan guru dari rumah sekitar 99 persen. Artinya, internet dan WiFi gratis tidak terpakai atau sia-sia. Bisa juga tidak tepat sasaran atau kurang maksimal dengan beberapa sebab. Harusnya tidak terjadi.
Akses internet rata-rata siswa dan guru dari rumah sendiri sekira 80 persen dan tempat kerja 9 persen. Ini juga memberikan indikasi bagus bahwa warga Samarinda sangat baik menggunakan internet
“Mayoritas menggunakan layanan internet siswa dan guru pada jam kerja sekitar pagi hingga sore. Ini menandakan siswa dan guru efektif dalam memanfaatkan akses internet sebagai sarana literasi dalam pendidikan,” jelasnya.
Keempat, kendala utama siswa dan guru adalah koneksi jaringan 89 persen siswa dan guru merasa bahwa jaringan lelet. Koneksi tidak bagus dan layanan buruk. Ini catatan khusus kepada seluruh provider internet di Samarinda. “Rata-rata akses media sosial siswa dan guru Samarinda sekira jam 2 per hari,” sambungnya.
Kata Nursobah, medsos sangat membantu memberikan informasi dan berita serta interaksi dengan keluarga juga teman. Artinya, media sosial masih dijadikan sarana yang positif oleh warga Samarinda.
“Mayoritas warga pengguna WA 80 persen, iG 50 persen, FB 20 persen, dan YouTube 37 persen. Sangat menggembirakan bahwa siswa dan guru menjadikan literasi berbasis media WhatsApp sebagai sarana komunikasi yg dianggap efektif,” bebernya.
Terakhir, ia menyampaikan, rata-rata kemampuan guru dan siswa dalam akses internet 80 persen. Bisa unduh data, bisa memilih data dan informasi.