Infonusa.co, TENGGARONG– Guna mengurangi jumlah sampah di pemukiman, Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) membentuk Bank Sampah yang dikelola oleh RT 04. Pihaknya memastikan sampah yang dihasilkan setiap harinya dapat bermanfaat menjadi nilai ekonomis yang tinggi.
Bagaimana tidak, bank sampah ini dapat menyulap sampah warga menjadi barang yang bernilai ekonomis tinggi. Diantaranya kerajinan hingga pupuk kompos. Pemanfaatan sampah ini menghasilkan nilai ekonomis. Yang sepenuhnya disedekahkan untuk Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) langgar sekitar Maluhu. Hingga menjadi pupuk kelompok tani setempat.
“Saya inginnya keberadaan Bank Sampah itu ada di tiap RT. Sehingga warga dapat ikut membenahi pengelolaan sampah dan menjadikannya bermanfaat,” terang Lurah Maluhu Tri Joko Kuncoro, Rabu (11/10/2023).
Dikatakannya pencanangan bank sampah ini terus digalakkan. Terhitung telah terbentuk tiga, yakni di RT 4, 3 dan 23. Dalam pengelolaannya, Joko menerapkan sistem sederhana kepada warga. Yaitu dengan memberikan karung ke setiap warga. Yang nantinya akan diisi sampah-sampah bermanfaat seperti plastik hingga dedaunan.
“Ini dikumpulkan jadi satu kemudian nanti akan diambil bank sampah tiap seminggu sekali. Semua yang terkumpul pengelolaannya dibuat kerajinan, dan biasanya dijual. Dan hasilnya diserahkan ke TPQ langgar. Jadi dari warga untuk warga,” ujarnya.
Terpisah, Sugiarto selaku Direktur Bank Sampah Al-Hidayah. Menjelaskan tujuan dibentuknya bank sampah ini adalah keinginan bersama pihak kelurahan dan warga untuk menjaga lingkungan. Melalui tekad mewujudkan lingkungan yang bersih bagi warga. Lurah bersama RT dan warga memutuskan untuk membentuk bank sampah ini.
“Jadi modal awalnya adalah memberikan karung ke warga. Baru kita kasih pengertian bahwa sampah organik dan non organik itu dipisahkan. Nanti kami ambil dan manfaatkan semua. Alhamdulillah sampah itu tidak terbuang,” jelasnya.
Dalam bank sampah ini, Sugiarto menyebut pihaknya belum ada menggunakan sampah residu. Namun masih fokus terhadap pemanfaatan sampah organik dan non organik. Dalam mengembangkan bank sampah ini, dirinya bersama warga yang ikut membantu tidak memiliki bekal sama sekali terkait pemanfaatan sampah.
Namun, secara otodidak melalui pembelajaran di internet. Pertemuan dan diskusi rutin. Sugiarto dan warga yang ikut membantu di bank sampah terus belajar membuat kerajinan dan kompos. Tentunya, tidak lepas dari dukungan penuh Lurah dan Ketua RT. Meski umurnya masih delapan bulan, Sugiarto terus komitmen membangun semangat warga untuk peduli terhadap sampah.
“Alhamdulillah sekarang kami lengkapi administrasi untuk lomba seperti Penilaian Adipura tahun ini,” imbuhnya.
Di Bank Sampah Al-Hidayah ini, berbagai bentuk karya telah dihasilkan dari pemanfaatan sampah. Mulai dari tas dari sampah plastik, eco brick hingga pupuk kompos. Penyaluran manfaatnya juga beragam. Seperti penjualan kerajinan sampah, hasilnya akan didonasikan ke TPQ langgar sekitar Maluhu. Adapun pupuk kompos yang dibuat dari sampah-sampah dedaunan warga.
Dedaunan ini nantinya akan dikumpulkan dan diolah dengan air beras menjadi pupuk kompos. Proses pembuatannya sendiri memakan waktu dua bulan. Dan setelah menjadi pupuk, maka akan diserahkan ke kelompok wanita tani. Untuk menjadi pupuk mereka dalam menanam sayuran. Sugiarto turut berharap semua upaya ini mendapat dorongan dari pemerintah kabupaten.
“Harapannya kedepan kami minta dukungan Pemkab Kukar. Karena saat ini fasilitas kami sangat terbatas, tetapi semangat kami besar. Gerobak kami untuk mengangkut sampah saja dari warga. Untuk itu kami minta bantuan dan dukungan dari Pemkab Kukar seperti alat transportasi,” tutupnya. (adv/diskominfokukar)