Infonusa, Samarinda – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) 2024 diprediksi menjadi ajang perebutan kekuasaan yang paling panas di provinsi ini. Namun, lebih dari sekadar perebutan kursi, pertarungan ini akan menentukan masa depan Kaltim—provinsi yang dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya.
Dua pasangan calon telah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim: Rudy Mas’ud berpasangan dengan Seno Aji, dan pasangan incumbent Isran Noor dengan Hadi Mulyadi.
Di tengah panasnya kontestasi ini, Ketua Maritim Muda Kaltim, Muhammad Riduan, mengajukan tantangan bagi kedua pasangan calon. Riduan dengan tegas menyatakan bahwa sektor maritim, yang menjadi salah satu kunci perekonomian Kaltim, harus menjadi prioritas dalam visi dan misi calon pemimpin daerah. Ia menuntut komitmen nyata dari para kandidat untuk memaksimalkan potensi besar sektor maritim Kaltim yang selama ini, menurutnya, belum digarap dengan baik.
“Pilihan kami tidak akan jatuh kepada mereka yang hanya berbicara manis. Kami menunggu aksi nyata, bukan janji. Kami tantang para calon untuk menghadirkan kebijakan konkret yang menjadikan sektor maritim sebagai penggerak utama ekonomi Kaltim,” kata Riduan.
Dengan garis pantai hampir 4.000 kilometer dan wilayah luas pengelolaan laut mencapai 25.000 kilometer persegi, Riduan menyoroti betapa besar potensi yang ada di Kaltim. Namun, ia mengkritik bahwa hingga kini sektor maritim belum menjadi perhatian utama pemerintah.
“Ini bukan soal slogan kosong. Kami menantang calon gubernur untuk menghadirkan kebijakan yang jelas, terukur, dan bisa diterapkan,” ungkapnya, menyuarakan keresahan masyarakat pesisir yang selama ini belum merasakan manfaat maksimal dari kekayaan maritim tersebut.
Riduan juga menyoroti kesejahteraan nelayan yang menurutnya masih terabaikan. “Nelayan kita terus hidup dalam ketidakpastian, meskipun sektor perikanan Kaltim sangat besar. Ini adalah tanggung jawab pemimpin yang bijaksana, yang harus berani memprioritaskan kesejahteraan nelayan,” ujarnya, menekankan bahwa kebijakan konkret untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan sangat diperlukan.
Selain itu, Riduan mengkritik pengembangan pariwisata bahari yang menurutnya belum maksimal, meskipun Kaltim memiliki destinasi unggulan seperti Pulau Derawan yang sudah menjadi ikon di uang pecahan 20 ribu rupiah. “Kita terlalu berpuas diri dengan Derawan. Padahal, banyak destinasi bahari lainnya yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir,” tambahnya.
Tak hanya itu, Riduan juga memperingatkan soal pentingnya menjaga kelestarian laut Kaltim dan Sungai Mahakam, jalur transportasi yang vital di Kaltim. Ia menekankan bahwa pemimpin selanjutnya harus mampu menjaga keseimbangan antara pemanfaatan ekonomi sungai dan perlindungan ekosistemnya.
“Pemanfaatan sektor maritim harus dilakukan dengan bijak. Jangan sampai eksploitasi ekonomi merusak lingkungan yang justru menjadi sumber kehidupan masyarakat pesisir,” tegas Riduan.
Riduan mengajak masyarakat pesisir dan seluruh lapisan masyarakat yang menggantungkan hidup pada potensi maritim untuk berpikir kritis dalam memilih calon pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas terkait sektor ini.
Menutup pernyataannya, Riduan menegaskan bahwa Maritim Muda Kaltim siap berkolaborasi dan berdiskusi dengan pasangan calon yang serius mengangkat sektor maritim dalam visi-misi mereka. “Dukungan kami tidak akan diberikan cuma-cuma. Kami hanya akan mendukung mereka yang benar-benar peduli dan berkomitmen pada masa depan maritim Kaltim,” pungkasnya.